Selasa, 26 Juni 2012

Quote of The Day 6

God asks no man whether he will accept life. This is not the choice. You must take it. The only question is how.
By Henry Ward Beecher

Today, I will go to Surabaya, and I will staying in rent room for the first time. I no have any siblings there. So, I hope everything gonna be alright, and I was able to immedietly get a friend who live in the same board.

Writter ^^

Jumat, 22 Juni 2012

Ringkasan

Alisha Zubairi dinyatakan menderita leukemia kronis saat dia kelas 5 SD. Walaupun dia merasa takut dan menderita, dia berusaha terlihat biasa di depan keluarganya. Awalnya keluarganya melarangnya untuk kembali ke sekolah, tapi dia menolak dan tetap pergi sekolah dan melakukan semua kegiatan seperti biasa, termasuk latihan Silat, Karate, dan Tae Kwon Do yang masih dia tekuni sampai saat ini, dan saat ini dia baru saja ke masa putih abu-abu. Walaupun kondisinya semakin parah, tapi Alisha tetap tenang dan bersikap seperti biasa. Dan Alisha merahasiakannya dari sekolah dan teman-temannya, bahkan keluarga besarnya pun tidak ada yang tahu.

Kenzie Adhigana adalah teman sebangku yang ditentukan oleh wali kelas X-3, Suhesty Rahayu. Selama satu tahun, Kenzie akan menjadi teman sebangku sekaligus partner dalam setiap tugas berpasangan dengan Alisha. Bagi Kenzie, Alisha yang terkenal kelembutan, baik, dan sifat menerima apa adanya itu adalah sebuah hiburan. Dua minggu pertama, Kenzie sangat menikmati kehadiran Alisha, apalagi Alisha sama sekali tak melawan dan hanya diam, bahkan tersenyum.

Bagi Alisha, Ken hanya iseng dan tidak bermaksud buruk, tapi bagi Rena Novarina, sahabat Alisha sejak kecil, juga Geraldo Ramadhan, teman kecil Ken yang menyukai Alisha, perbuatan Ken selalu memancing amarah mereka, meski Gerald bukan tipe orang yang berani marah seperti Rena, apalagi marah pada Ken yang sudah seperti saudara baginya. Sementara Rena marah dan terus memperingatkan Ken mengenai sikapnya pada Alisha, Gerald hanya bisa diam dan menyimpan perasaannya.

Sebulan berlalu. Karena menderita leukemia kronis sejak kelas 5 SD, setiap dua bulan sekali Alisha pergi ke RS Dharmaid di Jakarta untuk menjalani kemoterapi. Bulan Agustus 2009, Alisha pergi diantar ibunya yang seorang perawat di UGD di RS Haji Jakarta Timur. Saat itu, Alisha masuk ke dalam ruangan, dan tanpa sadar saat itu Ken yang sedang mengantar ibunya untuk kemoterapi karena menderita kanker otak melihat Alisha berjalan masuk ke ruang kemoterapi. Ruangan kemoterapi ibunya dengan Aisha bersebelahan. Saat ibunya kemoterapi, Ken pergi memastikan. Dia melihat Alisha sedang berbaring di atas kasur dengan tangan terkulai lemas yang terhubung dengan selang dan dada yang terpasang banyak kabel yang terhubung dengan monitor pemantau jantung, serta selang oksigen di hidungnya. Ken syok melihat itu, dan dia tak bisa terus melihat Alisha yang terlihat begitu tak berdaya. Dia langsung pergi dari depan ruang kemoterapi Alisha dan kembali ke ibunya.

Dua hari kemudian adalah hari Senin. Alisha datang ke sekolah. Dia bertemu dengan Ken di dekat meja piket guru. Ken sedang berjalan, dan dia menyusul Ken untuk pergi ke kelas bersama-sama. Ken terkejut menyadari kehadiran Alisha di sampingnya saat menaiki tangga. Alisha menyapanya, tapi Ken hanya terdiam dengan wajah terkejut dan mata terbelalak. Alisha hanya diam karena heran, tapi Alisha segera menyadarkan Ken. Ken langsung tersadar dan memasang sikap dingin dan menyebalkannya itu. Alisha tak marah, bahkan dia terdiam heran. Ken pergi lebih dulu meninggalkannya, jadi Alisha segera menyusulnya begitu Ken sudah tiba di lantai dua.

Lima hari berlalu. Hari Sabtu minggu kedua di bulan Agustus, Ken menjemput Alisha di rumahnya untuk pergi ke Toko Buku Gramedia untuk membeli perlengkapan tugas Bahasa Inggris. Setibanya di Gramedia, mereka bergegas membeli karton dan kertas lipat, lalu pergi ke rumah Gerald untuk mengerjakannya bersama dengannya dan Rena. Tapi, Ken memaksa Alisha untuk menemaninya sebentar berjalan-jalan di Pondok Gede Plaza. Saat berjalan-jalan itu, Alisha sadar bahwa ada sesuatu yang sedang mengusik pikiran Ken. Karena belajar bersamanya masih satu jam dari saat itu, Alisha mengajak Ken untuk pergi membeli donat di J.CO dan berbicara dengan Ken, berharap dia bisa membantu Ken.
Setelah Alisha dan Ken memesan donat, mereka mencari tempat duduk dekat pagar dengan meja dua kursi. Setelah Alisha mendapatkan gigitan pertama untuk donatnya, dia bertanya pada Ken, lalu meminta Ken untuk menjelaskan apa yang membuat Ken berubah sikap padanya dan selalu terlihat seperti banyak pikiran. Awalnya Ken tak mau berbicara, tapi akhirnya Ken mau bicara saat Alisha bilang, "kamu sudah tahu kondisiku, ya?", dan saat itu Ken meminta maaf pada Alisha dengan penuh penyesalan.
Sejak hari itu, Ken menjadi sosok laki-laki yang perhatian, meskipun sikapnya dingin dan sering mengomeli Alisha jika dia sudah kelelahan dan kondisinya memburuk. Sejak hari itu, Ken menyadari perasaannya pada Alisha, tapi dia diam untuk beberapa saat untuk mengungkapkan perasaannya pada Alisha.

Hari, minggu, bahkan bulan berlalu tanpa terasa. Semakin kuat perasaan Ken terjadap Alisha, dan semakin kuat juga rasa suka Gerald pada Alisha. Di sisi lain, Rena menaruh rasa suka pada Gerald. Semua semakin kompleks, apalagi saat Gerald mendengar langsung dari Ken bahwa dia menyukai Alisha dan berniat menyatakan perasaannya. Gerald merasa sakit hati mendengarnya, tapi dia tak bisa melawan Ken karena Ken tak tahu perasaannya pada Alisha. Karena tak bisa melawan, maka Gerald terus berusaha mendekati Alisha dan menyatakan perasaannya pada Alisha. Dan di saat yang bersamaan, Rena juga ingin menyatakan perasaannya pada Gerald.

Waktu membuat Rena mendapatkan kesempatannya lebih dulu. Dia menyatakan perasaannya pada Gerald, tapi Gerald menolak saat dia bilang bahwa dia menyukai Alisha. Sejak Rena tahu hal itu, Rena terus menjauhi dan sering berbicara kasar pada Alisha. Alisha yang polos dan tak tahu apa-apa pun tidak bisa marah, karena akan memperburuk kondisinya. Hingga suatu hari, Rena benar-benar sedang dilanda rasa iri dan sebal yang besar sampai dia menampar wajah Alisha di depan teman-teman sekolahnya. Dan di saat yang bersamaan, kondisi Alisha sedang sangat buruk. Tamparan dari Rena yang penuh tenaga itu berhasil membuat tubuh Alisha yang lemas itu terjatuh di atas lantai dan langsung tak sadarkan diri dengan hidung mengeluarkan darah yang tak berhenti. Ken baru saja masuk ke kelas saat itu terjadi. Tanpa memikirkan apa-apa, dia langsung mengangkat tubuh Alisha dan membawa Alisha pergi dari kelas, bahkan dia tidak berkata apa-apa. Dengan motornya, dia membawa Alisha pergi ke RS Haji. Saat itu juga Alisha dibawa ke ruang ICU.

Selagi Alisha terbaring koma, Injuice pun membrutal, apalagi Ken terpaksa harus bekerja sendirian. Setiap habis bekerja sebagai Sleuth, Ken menjenguk Alisha, berharap Alisha bisa kembali sadar, lalu kembali bekerja bersamanya, meski dia tahu hal itu sangatlah mustahil. Tapi, untuk saat ini, yang Ken harapkan adalah melihat Alisha bisa tersenyum lagi untuknya meskipun untuk terakhir kalinya.
Meski Alisha koma dan dirawat, tak seorang pun tahu kondisi Alisha yang sebenarnya, bahkan Rena yang menyebabkan Alisha koma tidak tahu apa-apa. Yang dia tahu bahwa Alisha tidak masuk sekolah karena terserang tifus. Dan selama seminggu, Alisha tidak datang ke sekolah, dan tidak juga dijenguk, karena sekolah tidak ada yang tahu keberadaan Alisha, kecuali Ken.

Di saat-saat Alisha masih juga tak masuk sekolah setelah seminggu berlalu, Injuice pun membrutal. Mereka menyerang kediaman Presiden Yoga. Ken terpaksa bekerja sendirian. Tapi, serangan Injuice kali ini jauh lebih besar dan lebih kuat pertahanannya dibanding sebelum-sebelumnya. Ken kewalahan dan mendapatkan banyak luka, padahal dia belum bisa melewati barikade pertahanan Injuice di depan rumah Presiden, meskipun sudah mendapat bantuan dari polisi dan tentara. Namun, tak disangka-sangka, hadir Sleuth terkuat, Sleuth-A, yaitu Alisha. Dia sadar dari koma yang sudah dialaminya lebih dari seminggu.

Selama ini, Alisha tidak terlihat di dekat Ken selama Ken bekerja sebagai Sleuth. Begitu melihat sosok Sleuth-A, semua orang menghela napas lega, seakan-akan harapan untuk menang yang sempat hilang kini telah kembali. Tapi, siapa sangka, bahwa hari itu adalah hari Alisha dapat bekerja sebagai Sleuth. Alisha meninggal dunia karena penyakitnya tiga hari setelah serangan Injuice ke kediaman Presiden, tepat saat hari ulang tahun Ken yang ke-16.

My Idea 2

About the story I had tell you on the first post about My Idea, has already I sent to publisher, but they said that my story isn't like what they are consentrate. Because of that, I try to make another story.

After this post, I'll post the summary about my next idea. It's call Sleuth, it's aboyt two adolescents that have a job as investigator. Kenzir Adhigana as Sleuth-K and Alisha Septializa Zubairi as Sleuth-A. They aren't just the investigators, but also as the protector of President Yoga and his family, and also as the protector of Indonesian from Injuice (Indonesian of Justice). But, they job isn't that easy, because Alisha have a disease that make her can't work properly as Sleuth, it's call leukemia. With that disease, Alisha have to protect Indonesian with all of her strength and her power with Kenzie from Injuice.

Well, I'm sure that this story have the same thing with the last story, especially for the end of the story, that the first character died because of her disease. I really like story that the the end of the story was sad ending, not happy ending, because there are so many story like that, so I want to make a different story.

I hope that you will agree with this story.

Writter ^^

Kamis, 21 Juni 2012

Quote of The Day 5

Best friend, my well-spring in the wilderness!
By George Eliot

Yesterday, I met my Junor High School's friends again, and they also my bestfriend, they are 3 girls that using hijab just like me.

We met at some mall in Bekasi, then we went to Gramedia, one of us bought a notebook, than we looking for lunch, and again, we choose Pizza Hut again. There, we spent 2 hours just for eat and chit-chat. There, I gave them some present from last year, that present I bought in Bali, it is a shirt.

Aftet get lunch, we went around the mall, and we took a pictur of us in photo box, not far from Pizza Hut. We laugh so laoud at that box, and spent 30 minutes just for 10 pictures.

After took a picture, we went home, and that was already 3 pm.

Although I've many new friends, but old friend are still my new friend. And I'll never forget them, what ever happen to me, I must try to not to forget about their smiles at me.

Writter ^^

Selasa, 10 April 2012

Quote of The Day 4

'Tis healthy to be sick sometimes.
By Henry David Thoreau

Minggu terakhir bulan Maret, aku sakit, padahal selama ini aku hampir tidak pernah sakit. Kalau pun sakit, pasti hanya demam biasa, dan sudah sembuh dalam semalam. Tapi, kali ini berbeda. Aku sampai harus menjalani perawatan di rumah sakit. Bagaimana tidak? Aku menderita usus buntu dan harus menjalani operasi.

Aku mulai merasa sakit pada hari Senin, bertepatan dengan hari pertama Ujian Akhir Sekolah. Aku pikir hanya sakit perut biasa, jadi aku belum memberitahukan Ibu, juga siapa-siapa. Selasa, rasa sakitnya semakin parah, tapi aku tetap diam dan berusaha untuk tidur siang. Malamnya, aku memutuskan untuk memberitahukan Ibu, tapi aku mengurungkan niatku seauai dengan prinsipku, JIKA TIGA HARI MASIH SAKIT MAKA HARUS MEMBERITAHU IBU. Rabu, sepulang Ujian Akhir Sekolah, aku memberitahukan Ibu, dan segera meminta Ibu mengantarku ke klinik. Dugaan sementara adalah usus buntu, maka dokter memberiku obat. Namun, dokter itu berpesan, jika sampai obat itu habis rasa sakitnya masih ada, maka harus segera pergi ke rumah sakit.

Hari terus berlalu. Saat tiba hari Sabtu, aku berniat ke rumah sakit, tapi tidak jadi, karena pada hari Senin minggu berikutnya masih ada ujian. Karena itu, Senin sepulang sekolah, Ibu mengantarku ke rumah sakit. Karena dokter bagian bedah sudah meyakinkan diri bahwa aku menderita usua buntu, Ibu segera mengurus kamar untuk perawatanku. Dirawat di rumah sakit adalah pertama kalinya bagiku. Setelah tiga hari dirawat, aku keluar rumah sakit dengan masih sedikit sulit berjalan. Usus buntuku kini ada di dalam kamar, kupajang dan kujadikan kenang-kenangan.

Pesan: Jangan sering memakan makanan pedas seperti cabai, juga jangan sering makan buah dengan biji kecil dan banyak seperti buah naga. Bukannya apa-apa, tapi bagi pencernaan buruk yang tak bisa mencerna biji, maka akan jadi sepertiku. (berdasarkan pengalamanku, karena aku tidak suka pedas, tapi suka buah naga yang memiliki banyak biji).
Jika merasa sakit perut bagian kanan bawah, juga sering demam, hati-hati, karena itu bisa saja usus buntu.

Writter ^.^

My Idea

The entry before this, are the synopsis for my story that I try to make. I hope you like this idea and never feel bored to always read the new episode that I will entry on this blog. And I need your comment too, so I can make the new episode with the great story...
Thank you

Writter >.<

Sinopsis

Sejak mengenal Inspektur Yuga dalam upacara di hari Senin minggu ketiga bulan Juli 2009, Aisha Septializa kini menjalin hubungan kerja sama denga pria bertubuh idealis dari Kepolisian Negara Indonesia bagian kriminal sebagai seorang calon korban yang sengaja dipersiapkan kepolisian untuk membuat pelaku kasus pembunuhan terhadap siswi SMA keluar dari sarangnya dan terjebak perangkap polisi. Kepolisian, atas persetujuan Presiden dan Wakil Presiden, membentuk sebuah tim untuk menghadapi kasus kali ini, namanya Sakura, bunga yang melambangkan seorang perempuan. Bersama dengan Kepala Polri, Kepala Polda Metro Jaya, Kepala Divisi Kriminal Polri, dan Inspektur Yuga, Ai menjalani hidup SMA-nya yang baru dimulai dengan penuh ketegangan dan pengorbanan. Apalagi dengan tubuhnya yang semakin lemah akibat gagal jantung yang dia derita sejak dia tinggal sendirian di sebuah rumah indekos di Bekasi sejak kedua orang tuanya bercerai, lalu dia memutuskan untuk tidak ikut pihak manapun. Meski begitu, pekerjaan Ai kali ini adalah pekerjaan rahasia yang tidak diketahui keluarga, maupun sekolah dan kepolisian. Hanya Tim Sakura, Presiden, dan Wakil Presiden yang mengetahui pekerjaan Ai dan statusnya dalam Tim Sakura.